Tugas
Kelompok 1
Tentang Rekombinasi Semikonduktor Instrinsik
Tentang Rekombinasi Semikonduktor Instrinsik
Jurusan
Teknik Elektro :
1. Ernawati
1. Ernawati
2. M Ahimsa Ilham
Semikonduktor Intrinsik ( Murni )
Silikon
dan germanium merupakan dua jenis semikonduktor yang sangat penting dalam
elektronika. Keduanya terletak pada
kolom empat dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal silikon dan germanium berbentuk
tetrahedralm dengan setiap atom memakai bersama sebuah elektron valensi dengan
atom-atomtetangganya. Gambar memperlihatkan bentuk ikatan kovalen dalam
dua dimensi. Pada temperatur mendekati harga nol mutlak, elektron pada kulit
terluar terikat dengan erat sehingga tidak terdapat elektron bebas atau silikon
bersifat sebagai insulator.
Gambar
6.1 Ikatan kovalen silikon dalam dua dimensi
Energi
yang diperlukan mtuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1 eV untuk
silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada
temperatur ruang (300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar
untuk melepaskan diri dari.
ikatan
dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron bebas .
Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensi ke
pita konduksi ini disebut energi terlarang ( energy gap ). Jika sebuah ikatan kovalen terputus, maka
akan terjadi kekosongan atau lubang ( hole ). Pada daerah dimana terjadi kekosongan akan
terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang ditempati elektron bebas
mempunyai kelebihan muatan negatif.
Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik
pada semikonduktor murni. Jika elektron
valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut, maka akan
terjadi lubang baru di tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positif
bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.
Gambar
diatas menunjukan struktur kristal silikon memperlihatkan adanya sebuah ikatan
kovalen yang terputus dan b) Diagram pita energi menunjukkan tereksitasinya
elektron ke pita konduksi dan
meninggalkan lubang di pita valensi.
Akibat
adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan sebagai:
J = (n µn + p
µp) q e = se
Dimana n dan p
= konnsentrasi elektron dan lubang (m -3 )
µn
dan µp = mobilitas elektron dan lubang (m 2 V -1 s -1 )
s = (n µn +
pµp) q = konduktivitas (S
cm -1 )
Karena
timbulnya lubang dan elektron terjadi secara serentak, maka pada semikonduktor
murni, jumlah lubang sama dengan jumlah elektron atau dituliskan
sebagai
n = p = ni (6.2)
dimana
ni disebut sebagai konsentrasi intrinsik. Beberapa properti dasar silikon dan germanium
diperlihatkan pada tabel
Tabel Beberapa properti dasar silikon dan germanium
pada 300 K
Properti
|
Silikon
|
Germanium
|
Energi
terlarang/ gap (eV)
|
1,1
|
0,67
|
Mobilitas
electron, µn (m2V-1s-1)
|
0,135
|
0,39
|
Mobilitas
lubang, µp (m2V-1s-1)
|
0,048
|
0,19
|
Konsentrasi
instrinsik, ni (m-3)
|
1,5×1016
|
2,4×1019
|
Resistivitas
instrinsik, ρi (Ωm)
|
2300
|
0,46
|
Semikonduktor Ekstrinsik ( Tak
Murni )
Kita
dapat memasukkan pengotor berupa atom-atom dari kolom tiga atau lima dalam
tabel
periodik (memberi doping) ke dalam silikon atau germanium murni (lihat gambar)
Elemen semikonduktor beserta atom pengotor yang biasa digunakan diperlihatkan pada
tabel
Tabel
Elemen semikonduktor pada tabel periodic
Semikonduktor tipe-n
Semikonduktor
tipe -n dapat dibuat dengan
menambahkan sejumlah kecil atom pengotor
pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar ). Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe- n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom donor. Secara skematik semikonduktor tipe- n digambarkan seperti terlihat pada gambar
pentavalen (antimony, phosphorus atau arsenic) pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar +5q. Saat sebuah atom pentavalen menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalen lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan (lihat gambar ). Dengan adanya energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi elektron bebas dan siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe- n karena menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Karena atom pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom donor. Secara skematik semikonduktor tipe- n digambarkan seperti terlihat pada gambar
Gambar
diatas menunjukan struktur kristal silikon dengan sebuah atom pengotor valensi
lima menggantikan posisi salah satu atom silikon.
Semikonduktor tipe- p
Dengan
cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe -n , semikonduktor tipe
-p dapat dibuat dengan menambahkan
sejumlah kecif atom pengotor trivalen (aluminium, boron, galium atau indium)
pada semikonduktor murni, misalnya silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini mempunyai tiga
elektron valensi sehingga secara efektif hanya dapat membentuk tiga ikatan
kovalen. Saat sebuah atom trivalen
menempati posisi atom silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen
lengkap, dan tersisa sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak
berpasangan yang disebut lubang ( hole ). Material yang dihasilkan dari proses
pengotoran ini disebut semikonduktor tipe- p karena menghasilkan pembawa muatan negatif
pada kristal yang netral. Karena atom
pengotor menerima elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom aseptor
( acceptor )
Generasi dan Rekombinasi
Proses
generasi (timbulnya pasangan elektron-lubang per detik per meter kubik)
tergantung pada jenis bahan dan temperatur.
Energi yang diperlukan untuk proses generasi dinyatakan dalam elektron
volt atau eV. Energi dalam bentuk
temperatur T dinyatakan dengan kT , dimana k adalah konstanta Boltzmann. Analisa secara statistik menunjukkan bahwa
probabilitas sebuah elektron valensi menjadi elektron bebas adalah sebanding
dengan e-eVG-kT . Jika
energi gap eVG berharga kecil dan temperatur T
tinggi - maka laju generasi termal akan tinggi. Pada semikonduktor,
elektron atau lubang yang bergerak cenderung mengadakan rekombinasi dan
menghilang. Laju rekombinasi ( R ), dalam pasangan elektron-lubang per
detik per meter kubik, tergantung pada jumlah muatan yang ada. Jika hanya ada
sedikit elektron dan lubang maka R akan berharga rendah; sebaliknya R akan berharga tinggi jika tersedia
elektron dan lubang dalam jumlah yang banyak. Sebagai contoh misalnya pada
semikonduktor tipe- n , didalamnya hanya tersedia sedikit lubang tapi
terdapat jumlah elektron yang sangat besar sehingga R
akan berharga sangat tinggi. Secara umum dapat dituliskan:
R = r n p
dimana r menyatakan konstanta proporsionalitas bahan.
Dalam kondisi setimbang, besamya laju generasi adalah sama dengan besarnya laju
rekombinasi. Pada semikonduktor murni
(silikon atau germanium) berlak
g = gi = Ri
= rni pi = rni2
atau
n p = ni2
atau
dengan kata lain perkalian konsentrasi elektron dan lubang menghasilkan suatu
konstanta, jika salah satu dinaikkan (melalui proses doping), yang lain harus
berkurang.
Jika kita menambanhkan atom pengotor
pada semikonduktor murni, praktis semua atom
donor atau aseptor terionisasi pada
suhu ruang. Pada semikonduktor tipe- n , konsentrasi
atom donor ND >> ni ,
dengan konsentrasi elektron sebesar
nn
ND
Dengan demikian konsentrasi lubang
akan menjadi mengecil, yaitu sebesar
ni2 ni2
pn = ̴̴̳̳
nn ND
Dengan cara yang sama pada
semikonduktor tipe-p berlaku
ni2
pp ̴̴̳̳ NA dan
np ̴̴̳̳
NA
dimana pp = konsentrasi lubang pada tipe- p
np = konsentrasi elektron pada tipe- p
NA
= konsentrasi atom aseptor
Difusi
Jika
konsentrasi doping tidak merata ( nonuniform ) maka akan didapat
konsentrasipartikel yang bermuatan yang tidak merata juga, sehingga kemungkinan
terjadi mekanisme gerakan muatan tersebut melalui difusi. Dalam hal ini gerakan partiket harus random
dan terdapat gradien konsentrasi.
Misalnya konsentrasi elektron pada salah satu sisi bidang lebih besar
dibandingkan sisi yang lain, sedangkan elektron bergerak secara random, maka
akan terjadi gerakan elektron dari sisi yang lebih padat ke sisi yang kurang
padat. Gerakan muatan ini menghasilkan
“arus difusi” yang besamya sebanding dengan gradien konsentrasi dn/dx . Kerapatan arus difusi karena
aliran elektron diberikan oleh
dimana Dn = konstanta difusi untuk elektron (m 2
s -1 ). Jika dn/dx
berharga positif, gerakan elektron pada arah -x
menghasilkan arus positif pada arah +x . Dengan cara yang sama untuk lubang
diperoleh
Perlu
dicatat bahwa masing-masing partikel yang bermuatan bergerak menjauhi bagian
yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi, namun gerakan tersebut bukan karena
adanya gaya tolak. Seperti halnya pada mobilitas, difusi merupakan penomena
statistik
sehingga
berlaku persamaan Einstein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar